Makalah ikan nila pencegahan Bacterial Gill Disease pada Ikan Nila ekstrat dari daun sereh wangi

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu diantara komoditas ikan air tawar yang sangat menguntungkan. Karena ikan nila sangat di minati oleh banyak orang , dimana ikan nila terkenal akan rasa dagingnya yang gurih dan nikmat, serta mudah berkembangbiak dan dapat toleran dilingkungan yang baik. Namun budidaya ikan nila memiiki banyak faktor penghambat yaitu seperti penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan bakteri. Salah satu jenis bakteri penyebab penyakit tersebut adalah Bacterial Gill Disease. Selama ini pencegahan terhadap serangan bakteri dilakukan pemberian antibiotik dan kimia, namun pengobatan tersebut dapat menyebabkan masalah seperti resistensi pada bakteri ( bakteri menjadi kebal ). Maka dari itu dipilihlah pengobatan alami dengan menggunakan tumbuhan untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

 B.Rumusan Masalah
1.      Apa saja zat yang terkandung pada daun sereh wangi ?
2.      Bagaimana cara membuat ekstrat daun sereh wangi ?
3.      Apakah daun sereh wangi dapat mencegah pertumbuhan Bacterial Gill Disease ?

C . Tujuan
1.      Untuk mmengetahui kandungan zat yang terdapat di daun sereh wangi
2.      Untuk mengetahui cara membuat ekstrat daun sereh wangi
3.      Untuk mengetahui dosis yang tepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri


           D. Manfaat
Agar para pembudidaya ikan Nila (Oreochromis niloticus) dapat  mengetahui cara mencegah Bacterial Gill Disease pada Ikan Nila  dengan membuat ekstrat dari daun sereh wangi




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Klasifikasi Ikan Nila

Kingdom  :                  Animalia
Filum :                         Chordata
Subfilum :               Vertebrata
Kelas :                         Osteichtyes
Subkelas :                       Acanthopterygii
Ordo :                               Percomorphi
Subordo :                           Percoidea
Famili :                        Cichlidae
 Genus :                   Oreochromis
Spesies :           Oreochromis niloticus
(Rukmana,1997).
Ikan nila berasal dari perairan air tawar di Afrika. Dari perairan air tawar di Afrika, ikan nila kemudian bermigrasi ke daerah selatan melewati danau Raft dan Tanganyika. Lambat Laun ikan nila menyebar luas ke benua Amerika, Eropa, dan Asia.
Di kawasan Asia, daerah peneyebaran ikan nila mulai terpusat di beberapa negara seperti Filipina dan Cina. Dalam perkembangan selanjutnya, ikan nila meluas di budidayakan di berbagai negara, antara laian Taiwan, Thailand, Vietnam, Bangladesh, dan Indonesia.
B.Morfologi Ikan Nila
Bentuk tubuh ikan nila pada umumnya adalah panjang dan ramping.
 Sisik- sisik ikan nila berukuran besar dan kasar,berbentuk etonoid dengan garis-garis (gurat-gurat) vertikal berwarna gelap pada siripnya. Warna tubuh ikan nila amat variasi tergantung pada strain atau jenisnya. Mata ikan nila berbentuk bulat, menonjol, dan bagian tepi berwarna putih.Habitat ikan nila yaitu hidup di perairan tawar dengan suhu optimal 250- 30 0C dengan Ph 7-8.

      Ciri-ciri ikan nila betina adalah sebagai berikut :

1.      Ukuran sisik relatif lebih kecil dari pada sisik ikan nila jantan.
2.      Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna cerah.
3.      Bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip.
4.      Sirip punggung dan sirip ekor bergaris menyambung serta melingkar.
5.      Bila bagian perut di urut (di pijit) tidak akan mengeluarkan cairan berwarna bening.


Ciri-ciri ikan nila jantan adalah sebagai berikut :
1.      Ukuran sisik lebih besar dari pada sisik ikan nila betina.
2.      Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna gelap.
3.      Bentuk hidung dan rahang belakang melebar.
4.      Sirip punggung dan sirip ekor merupakan garis-garis yang terputus-putus.
5.      Bila bagian perut di urut (dipijit) akan mengeluarkan atau memancarkan cairan berwarna bening.(Rukmana,1997).
C. Sereh wangi
Sereh Wangi (Cymbopogon nardus).Sereh wangi dibudidayakan di pekarangan, dan sela-sela tumbuhan lain. Biasanya sereh wangi ditanam sebagai tanaman bumbu atau tanaman obat.1) Tanaman sereh dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu, Sereh Lemon atau Sereh Bumbu (Cymbopogon citratus) dan Sereh wangi atau Sereh Sitronellal (Cymbopogon nardus). Sereh Wangi di Indonesia ada 2 jenis yaitu Mahapengiri dan Lenabatu. Mahapengiri dapat dikenal dari bentuk daun yang lebih pendek dan lebih luas dibandingkan Lenabatu. Jenis Mahapengiri memberikan hasil minyak atsiri yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik, artinya kandungan geraniol dan sitronellalnya lebih tinggi dari jenis Lenabatu. Selain itu jenis Mahapengiri memerlukan tanah yang lebih subur, hujan yang lebih banyak dan pemeliharaan yang lebih baik .(Ketaren & B. Djatmiko, 1978). Kandungan minyak atsiri sereh wangi sebesar 0.25-0.5% (Oyen 1999).
Citral merupakan kelompok senyawa terpen yang terdiri campuran isomer bioaktif nerol dan geraniol serta merupakan komponen penyusun terbesar dalam minyak atsiri sereh yaitu 65-80 %. Senyawa tersebut memiliki sifat bakterisidal terhadap beberapa spesies bakteri (Friedman et al 2002).
D.Ekstrat
Ekstraksi adalah teknik pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang saling bercampur.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Harborne,1996 ).





E. Bacterial Gill Disease
Bacterial gill disease adalah penyakit insang yang dialami ikan karena serangan bakteri. Jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit ini antara lain Flexibacter columnaris, Flexibacter psychrophilus, Cytophagy psychrophila dan berbagai spesies Flavobacterium.
Tanda-tanda adanya serangan pada ikan yaitu ikan menjadi anorectic dan menuju ke arah aliran air masuk yang kaya akan oksigen.Kandungan bahan organik dalam air dapat menyebabkan insang tersumbat, sehingga insang akan menjadi  tempat yang disukai oleh patogen penyebab penyakit busuk insang.
F. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik. Selain itu ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur waktu perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut. Secara umum pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder.
G. Rotary evaporator
Rotary evaporator adalah alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi, penguapan pelarut yang efisien dan lembut. Komponen utamanya adalah pipa vakum, pengontrol, labu evaporasi, kondensator dan labu penampung hasil kodensasi (Rahayu, 2009). Prinsip rotary evaporator adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu penampung. Prinsip ini membuat pelarut dapat dipisahkan dari zat terlarut di dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi (Rachman, 2009).







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Waktu dan Tempat
Penelitian  ini dilakukan di BBI Jalan Bunga Ganyong,Kelurahan Baru Ladang Bambu,Kecamatan Medan Tuntungan .Penelitian ini akan di mulai pada Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2017.

B. Alat dan Bahan

Alat Dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

No
ALAT
FUNGSI
1
Akuarium
Wadah tempat perendaman  ikan yang sakit
2
Saringan
Untuk menyaring ekstrat sereh wangi
3
Tabung reaksi
Untuk tempat mencampur air rebusan  sereh wangi dengan aquades
4
Oven
Untuk mengeringkan sereh wangi
5
Blender
Untuk menghaluskan sereh wangi
6.
Rotary Evaporator
Alat yang digunakan untuk melakukan ekstraksi, penguapan pelarut yang efisiensi dan lembut.



No
BAHAN
FUNGSI
1
1 L Air aquades
Untuk mengencerkan larutan agar terpisah antara residu dengan filtratnya
2
10 Batang Sereh Wangi
Bahan yang akan di ekstrat
3
 Ikan Nila
Sampel ikan yang akan di rendam


C. Prosedur Kerja
Sereh wangi dicuci bersih lalu diangin - anginkan, kemudian dikeringkan dengan oven dengan suhu 40°C sampai kering, kemudian dihaluskan sampai menjadi serbuk menggunakan blender. Serbuk kemudian dimaserasi dengan larutan metanol dan diambil filtratnya dengan penyaringan. Hasil saringan diuapkan dalam rotary vacum evaporator dengan suhu 40°C. Pada akhir proses ini didapatkan ekstrak murni dengan cairan kental, berwarna coklat, dengan bau khas aromatik. Ekstrak dari daun diencerkan dengan aquades


D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi.
metode eksperimen yaitu mengetahui efektifitas  ekstrak air sereh wangi dengan berbagai perbedaan ekstrat 50 ml ,70 ml dan 85 ml.
Perhitungan dengan Sistem Regresi
Y = a + bx, x = penentu, y = yang ditentukan.
Penelitian yang kami lakukan yaitu Pengujian Efektifitas   Sereh Wangi Sebagai Anti Bakteri untuk Mencegah Bacterial Gill Disease pada
Ikan Nila (Oreochromis niloticus), dimana sebagai x yaitu daun sereh wangi sebagai y ,ekstrat sereh wangi 50 ml sebagai  X1 dan 70 ml ekstrat  sereh wangi sebagai X2  dan 85 ml ekstrat  sereh wangi .
Dimana untuk menentukan konstanta a dan b yaitu sebagai berikut :
Menghitung a dan b.        
a =  (Σy) (Σx12. x22.x32) - (Σx1) ( Σx2) (Σx3 )(Σxy)
        
n(Σx1²) (Σx22) (Σx32) - (Σx1)2 (Σx2)2(Σx3)2
b =  n (Σx1 x2 x3y) – (Σx1 x2 x3) (Σx1 x2 x3 y)
        
n (Σx1². x22.x32) (Σx12 x2 x3)2
dimana : y = Bacterial Gill Disease
              x1 =  ekstrat 50 %
            x2 =  ekstrat 70 %
            x3 = ekstrat 100 %
            n = jumlah hari






      
      

        
DAFTAR PUSTAKA
                     Afrianto,dkk. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya  : Jakarta: hal 62-64.

  Ahyari, J. 2009. Rotary Evaporator. http://blogkita.info.com. 28 november 2016

Friedman M, Henika PR, Mandrell RE. 2002. Baktericidal activities of plant         essential oils and some of their isolated constituents against Campylobacter jejuni, Escherichia coli, Listeri monocytogenes andSalmonella enterica. J. food prot.

Harborne, J. B. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Diterjemahkan oleh : K. Padmawinata dan I. Soediro. Penerbit ITB, Bandung. 1996.

Nohong dan Hadijah Sabarwati. ‘’Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu’’, Jurnal Kimia Indonesia, vol. 2 (1), 2006, h. 1. http://www.040716/JKI/amar makruf (24 Desemeber 2012).

Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri.PN Balai Pustaka. Jakarta. Hlm 204-220

Oyen LPA. 1999. Cimbopogon citratus (DC) Staff.Di dalam: Oyen LPA, Nguyen XD, editor. Plant resources of South-East Asia No 19. Esential oil plant. Bagor: Prosea .Bogor Indonesia.

Rukmana.R.1997.IKAN NILA, Agribisnis.KANISIUS.Yogyakarta.







Comments